Kamis, 31 Desember 2009

Gus Dur Wafat; Presiden Tetapkan Hari Berkabung Nasional Selama 7

Jakarta, (Analisa)

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggal karena sakit di RSCM Jakarta, Rabu pukul 18.40 WIB, kata sekretaris pribadi Gus Dur, Sulaeman. "Gus Dur dinyatakan wafat pada pukul 18.40 WIB saat ini sedang dipersiapkan disemayamkan," kata Sulaeman, saat dihubungi Antara.

Menurutnya, Gus Dur mengalami tanda-tanda kritis sejak Rabu siang dan didampingi seluruh keluarga dekat dan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Tanda-tanda kritis tersebut telah dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga Presiden segera bergegas ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pukul 18.30 WIB dan keluar setengah jam kemudian (19.00 WIB).

Hari Berkabung Nasional

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan hari berkabung Nasional atas meninggalnya Presiden keempat Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid dan meminta agar masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang selama satu pekan penuh.

"Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia mulai Kamis (31/12) mengibarkan bendera setengah tiang selama tujuh hari sebagai rasa duka dan berkabung yang mendalam atas kepergian Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid," kata Presiden dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu malam.

Presiden mengatakan, dirinya akan memimpin langsung upacara kenegaraan pemakaman KH Abdurrahman Wahid yang sedianya akan dilangsungkan di Jombang, Jawa Timur, Kamis (31/12) pagi.

"Negara ingin memberikan penghormatan tertinggi dalam acara pemakaman dan akan dilaksanakan di Jombang dengan upacara kenegaraan yang akan saya pimpin sendiri," kata Presiden.

Kepala Negara juga mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas agar dapat bertindak sebagai pemimpin upacara dalam pemberangkatan jenazah mantan Presiden Abdurrahman Wahid dari kediaman pribadinya di Jl Warung Sila nomor 30, RT 02/ RW 05, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, menuju ke tempat pemakaman di Jombang, Jatim, pada Kamis (31/12) pagi.

"Sesuai rencana, saya telah berkoordinasi dengan pimpinan MPR untuk bertindak sebagai pemimpin upacara dalam pemberangkatan dari rumah duka ke Jatim," kata Presiden. Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan, Indonesia kehilangan putra terbaiknya dan mendoakan agar semua masyarakat Indonesia mendoakan yang terbaik bagi mantan Presiden Abdurrahman Wahid.

Saat memberikan keterangan pers, Presiden Yudhoyono didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menko Kesra Agung Laksono, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, Menag Suryadharma Ali, dan Mensesneg Sudi Silalahi. (Ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar